This Adventure Of Koala

Welcome to this website that tells about the adventures of a koala and a writer who carved the story of the story in this web. This is one thing for the reader should not have to thoroughly read this website because this website is not to read the message from the author.

Education

Education is very important for humans. koala will likely mengarkan readers to participate in any educational study. That are suggested by the authors that koalas can share knowledge with readers.koala says you must not miss the opportunity to learn something or go into a science.

Newspaper

Besides koala teach readers about science, but the koala also has information about the state of the world, especially in the country. This information likely will not use real names in a story for publication.It is suggested by the author because to maintain the good name of the person.

Screaming Koala

Besides education and world news news koala also has a love story. In this page koala neighbor told percintaanya to make suggestions to the reader about love. it is suggested by the author because the koala also had the same feelings as humans.

The Sanity

Health is the most extraordinary favor because health is no one of the pleasures which given. so I recommend that readers always be healthy and more sensitive to health care. it is suggested by the author because the author...

Koalas Food

Koala will share delicious recipes and delicious meal to eat in and unique to at present. The reader can copy recipes from FOOD koalas. Page was suggested by the author because the author likes to eat and eat typical Indonesian region very tempting tongue...

Description Web

On this page tells about the author and his life up to the issue of love. To the author's real name will not be included in this page. just to avoid a conflict with the name. it is suggested by the author because to keep her personality as well..

Sabtu, 27 Juli 2013

Belajar HTML

Belajar HTML





PPT Belajar HTML -> Download
Contoh design table simpele -> Download

Rabu, 17 Juli 2013

Belajar syntax MySQL

Pembuatan Database

1. Cara membuat database

Mysql : Buka MySQL command, masukan password yang kita buat waktu menginstal.

2. Ketik create database nm_database;
 contoh : create database perpustakaan;

Untuk menampilkan database

ketik show databases; dan

untuk membuka database ketik USE Nm_database;
contoh :
 mysql> USE Perpustakaan;

 Pembuatan Table Untuk membuat tabel-tabel yang dibutuhkan adalah :
ketik create nama tabel yang akan dibuat beserta field atau banyaknya kolom pada table tersebut. Jika sudah kita dapat memasukkan nama-nama kolom tabel, type data tiap kolom, panjang karakter tiap type data, dan primary key tiap kolom.
 Contoh untuk table Pegawai maka syntak yang kita tulis adalah :

mysql> CREATE TABLE Pegawai (
mysql> Id_Pegawai varchar(5),
mysql> Nm_Pegawai varchar(20),
mysql> Alamat text,
mysql> Telp varchar(20),
mysql> Primary Key (Id_Pegawai)
mysql> );

Menampilkan dan Melihat Table Untuk menampilkan dan melihat table yang sudah di buat dengan cara :

mysql> SHOW TABLES;

Perintah di atas akan menampilkan seluruh tabel yang sudah ada dalam suatu database. Sedangkan untuk melihat table secara lebih detail dengan ketik

mysql> DESC BUKU;

Menambah record dengan insert Banyak cara untuk menambah record, berikut perintah SQL untuk menambahkan record atau data ke dalam suatu tabel adalah sebagai berikut :

INSERT INTO nama_tabel VALUES (‘nilai1’,’nilai2’,...);

atau dapat dengan bentuk sebagai berikut :

INSERT INTO nama_tabel(field1,field2,...) VALUES (‘nilai1’,’nilai2’,...); atau dapat juga dengan bentuk sebagai berikut :

mysql> INSERT INTO nama_tabel
mysql> SET field1=’nilai1’, field2=’nilai2’,...;

Sebagai contoh, kita akan menambahkan sebuah record ke dalam tabel Anggota yang telah kita buat sebelumnya. Berikut ini perintah SQL untuk menambahkan sebuah record ke dalam tabel anggota :

mysql> INSERT INTO Anggota(Id_anggota,Nm_Anggota,alamat,Telp)
mysql> VALUES (‘S001’,’denda’,’sriwidario,’085659oo450883’);

SELECT statement Pernyataan SELECT digunakan untuk memilih data dari database. Hasilnya disimpan dalam tabel hasil, disebut hasil-set.. Huruf besar atau kecil tidak masalah karena SELECT tidak sensitif huruf yang artinya penulisan SELECT sama dengan select. Sintaksnya:

mysql> SELECT nama_field
mysql> FROM nama_tabel;

contoh :
mysql> select Judul
mysql> From Buku;

Sekarang kita ingin memilih 2 isi kolom, maka syntak nya adalah : 
Select field1,field2 From nama_table

Contoh:
mysql> Select judul,jenis_buku
mysql> from buku;

Jika anda ingin merubah nama table yang anda inginkan ..
mysql> ALTER TABLE orig_name RENAME new_name;

Mengubah nama field beserta type datanya :
mysql> Alter table nama_table change nama field field_lama field_baru type(length);

Cara menghapus field :
mysql> ALTER TABLE nm drop field;

SELECT DISTINCT statement . SELECT DISTINCT hanya akan menampilkan data yang berbeda. Jika datanya sama, tidak akan di tampilkan Sintaksnya: SELECT DISTINCT nama_kolom FROM nama_tabel;

Contoh :
mysql> Select Distinct Jenis_buku
mysql> from buku

Cara menambah field yang baru;
mysql> Alter table denda add keterangan char(20);

Update record
mysql> Update denda set keterangan=’hilang’ where keterlambatan=’2 minggu’;

Sekarang kita ingin memilih semua kolom dari table Dengan cara mengetik
mysql> Select * from Nama_table

Tips: Tanda asterisk (*) adalah cara cepat untuk memilih semua kolom. .

Penggunaan inner join 2 table :

mysql> select denda.no_antrian, pelanggan.nm_pelanggan, denda.tanggal, denda.telat, denda.denda from pelanggan inner join denda on pelanggan.id_pelanggan=denda.id_pelanggan order by denda.no_antrian; .

Penggunaan inner join di 3 table :

mysql> select denda.no_antrian, pelanggan.nm_pelanggan, buku.judul_buku, buku.jenis_buku, denda.satuan, denda.tanggal, denda.telat, denda.denda from pelanggan inner join denda on pelanggan.id_pelanggan=denda.id_pelanggan inner join buku on denda.id_buku=buku.id_buku order by denda.no_antrian;

:*:keterangan : jika pembaca masih bingung dengan sintak ini. pembaca tinggal klik ppt
pembelajaran mysql ->


 

https://app.box.com/s/okb9jg8mr3vsb0iko07b

Minggu, 14 Juli 2013

Apakan benar Nabi Adam AS manusia pertama di bumi ?

BAB I
PENDAHULUAN
1.1             Latar Belakang
Adam (berarti tanah, manusia, atau cokelat muda; bahasa Ibrani: אָדָם; bahasa Arab: آدم) atau Nabi Adam a.s. dipercaya oleh agama-agama Samawi sebagai manusia pertama, bersama dengan istrinya, Hawa. Merekalah orang tua semua manusia di dunia. Rincian kisah mengenai Adam dan Hawa berbeda-beda antara agama Islam, Yahudi, Kristen, maupun agama lain yang berkembang dari ketiga agama Abrahamik ini.
Manusia pertama di muka bumi adalah Nabi Adam sedangkan manusia purba adalah suatu makhluk yang menyerupai manusia, yang berjalan tegak tapi tidak memiliki kecerdasan seperti manusia. Hidupnya jauuuuh sebelum Nabi Adam diciptakan dan diturunkan ke bumi. Archeolog yang menemukannya menamakan manusia purba ini  sebagai manusia kera yang berjalan tegak (pithecanthropus erectus).
Beberapa pendapat lainnya juga mengarah pada bantahan dan ketidaksetujuan mereka akan pernyataan bahwa manusia purba adalah nenek moyang manusia. Maka patahlah berbagai teori sebelumnya yang mengatakan bahwa manusia masa kini berasal dari manusia purba atau pithecanthropus erectus atau homo sapiens atau apalah namanya itu.
Dalam hal ini ada perbedaan pendapat Mayoritas menyatakan bahwa Adam adalah manusia pertama atau manusia purba yang terebih dahulu hidup sebelum nabi Adam dilahirkan dimuka bumi. Dan hanya sebagian kecil atau minoritas yang menyatakan bahwa Adam itu bukan manusia pertama dimuka bumi ini. Berarti sebelum Adam diturunkan di dunia ini sudah ada manusia yang menghuni bumi ini.
Namun pada tahun 1953, hasil pengujian secara menyeluruh terhadap fosil tersebut menunjukkan kepalsuannya. Tengkorak tersebut berasal dari manusia yang hidup beberapa ribu tahun yang lalu, sedangkan tulang rahangnya berasal dari bangkai kera yang baru terkubur beberapa tahun. Gigi-giginya ditambahkan kemudian agar terlihat mirip manusia, lalu persendiannya disumpal. Setelah itu seluruh fosil diwarnai dengan potassium dokromat agar tampak kuno.
1.2             Rumusan masalah
a)     Benarkah Nabi Adam AS manusia pertama dibumi ?

b)     Apa bukti – bukti bahwa Nabi Adam AS manusia pertaman ?

c)     Bagaimana menurut pendapat agama lain tentang hal ini  ?
1.3             Tujuan masalah
a)     Untuk mengetahui kebenarannya ?

b)     Untuk memperjelas gambaran dari bukti – bukti tersebut ?
d)     Agar pendengan tahu menurut agama lain nabi adam AS itu seperti apa ceritanya ?
1.4             Metode penelitian
Studi pustaka
1.5             Manfaat penulisan
1.      Para pendengar
Bagi pendengar kalian harus mempunyai ketegasan dalam hal cerita, apakah nabi adam itu manusia pertama dimuka bumi. Dan kalian sebagai pendengan harus mempunyai pendirian menurut agama yang kalian anut.
2.      Kampus Bsi
Sebagai mahasiswa kampus bsi kalian harus tau tentang makalah yang saya ceritakan untuk pengetahuan dan untuk menambahkan apa yang kurang di dalam makalah yang sudah saya buat.
1.6             Sistematika
Dari berbagai penelusuran yang saya lakukan, bahwa Adam bukan manusia pertama yang hadir di muka Bumi. Ia adalah generasi ke sekian, setelah jutaan tahun munculnya spesies manusia di planet biru. Untuk itu, terlebih dahulu kita akan membahas kembali rujukan utama kita, yaitu ayat-ayat Al Qur’an. Sepanjang yang saya ketahui, Al Qur’an tidak pernah menyebut Adam sebagai manusia pertama. Demikian pula istrinya, bukanlah manusia kedua yang diciptakan setelah Adam. Banyak ayat Al Qur’an yang jusru memberikan indikasi kuat bahwa Adam dan hawa adalah salah satu saja dari sekian banyak umat manusia yang sudah ada pada waktu itu. Salah satu indikasi kuat terdapat pada ayat – ayat penjelasan saya.


BAB II
PEMBAHASAN
2          Pembahasan
2.1             Pendapat Umum (Mayoritas) Bahwa Adam adalah manusia pertama :
a. 
Allah berfirman:

"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasik kamu”(QS An Nisa1)

QS. Al A'raaf (7): 11
Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu sekalian, lalu Kami bentuk tubuh kalian, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.

Ayat di atas dimulai dengan kalimat ‘menciptakan kamu sekalian, lalu kami bentuk tubuh kalian’. Artinya, waktu itu Allah sudah menciptakan banyak manusia di muka Bumi. Baru kemudian memerintah para malaikat untuk bersujud kepada Adam.

Sayangnya, dalam kitab terjemahan bahasa Indonesia kata kum itu ditafsiri sebagai Adam. di sebelah kata ‘kamu’ diberi penjelasan dengan kata dalam kurung - (Adam). Padahal kita tahu bahwa kum adalah bermakna jamak - kalian semua. Ini semakin jelas kalau kita baca ayat sebelumnya, berikut ini. Bahwa yang dimaksud dengan ‘kum’ itu adalah bangsa manusia secara keseluruhan. Spesies manusia.

QS. Al A'raaf (7): 10
Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.

Dari 2 ayat yang berurutan di atas, kita bisa memperoleh kesimpulan bahwa Allah terlebih dahulu menciptakan bangsa manusia di muka Bumi, dengan segala sumber penghidupannya. Dan, kemudian memilih salah satu di antaranya sebagai khalifah di muka Bumi. Dialah Adam. Ditandai dengan perintah kepada malaikat untuk bersujud kepadanya.

Kalau Adam memang manusia pertama, ayatnya tidak akan berbunyi demikian. Diawalnya pastilah Allah mengatakan kepada Adam dalam bentuk tunggal: “Walaqad khalaqnaka - Dan sungguh telah Kami ciptakan kamu (Adam)...” Tapi, tenyata menggunakan kum. Bukti lain tentang Adam bukan manusia pertama adalah ketika Allah berkata kepada malaikat mau menjadikan Adam sebagai khalifah.

b. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:

"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".(QS Al Baqarah: 30)

Ayat ini sering dipakai oleh sebagian besar kita untuk menjelaskan bahwa Adam adalah manusia pertama. Karena di sana digambarkan dialog antara Allah dengan malaikat, untuk menjadikan Adam sebagai khalifah di muka Bumi. Padahal justru ayat ini menegaskan bahwa Adam bukanlah manusia pertama. Melainkan adalah salah satu manusia yang terpilih dari sekian banyak manusia yang sudah ada di jaman itu.

Ada dua hal yang menunjukkan itu. Yang pertama, adalah kata inni ja'ilun fil ardhi khalifah – “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.

Kalimat tersebut tidak menggunakan kata ‘menciptakan’ (khalq) melainkan menggunakan kata ‘menjadikan’ (ja'ala). Jadi bukan mengadakan dari ‘tidak ada’ menjadi ‘ada’, melainkan ‘memilih’ dari yang sudah ada menjadi khalifah alias pemimpin bagi umat manusia di jaman itu. Kata ‘memilih’ itu lebih jelas lagi pada ayat lain, berikut ini.

QS. Ali Imran (3): 33
Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing) Allah menggunakan kata isthofaa yang secara eksplisit berarti ‘memilih dari yang sudah ada’. Dan lebih jelas lagi, dalam ayat itu Allah membandingkan dengan nabi-nabi lainnya seperti Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran. Mereka semua adalah orang-orang yang terpilih pada zamannya.

Dan masih banyak lagi ayat yang memberikan kepahaman bahwa Adam bukanlah manusia pertama di muka Bumi. Meskipun pada beberapa ayat, seringkali agak membingungkan jika dipahami secara sebagian. Ayat-ayat itu memiliki penjelasan di ayat lainnya.

Sebagai contoh adalah ayat berikut ini. Allah mengatakan bahwa Dia telah menciptakan manusia (al Insaan) dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Ada kesan, seakan-akan Allah bercerita tentang penciptaan manusia pertama -Adam- langsung dari tanah liat. Dan, begitulah yang sering kita dengar dari orang di sekitar kita.

QS. Al Hijr (15): 26
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (insan) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.

Akan tetapi kalau anda cermati, ayat di atas tidak bercerita tentang penciptaan seorang manusia melainkan manusia secara kolektif. Yang digunakan adalah kata ‘al insaan’. Sayangnya - sekali lagi -dalam kitab terjemahan seringkali diberi penjelasan dalam kurung - (Adam). Ini menjebak pemahaman orang-orang yang hanya membaca dari terjemahan bahasa Indonesianya. Seakan-akan ayat itu bercerita tentang penciptaan Adam, sebagai manusia pertama.

Jika mau lebih jelas lagi dalam memahami ayat itu, bacalah ayat-ayat berikutnya.

QS. Al Hijr (15): 28-30
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia (basyaran) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.

Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.

Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama

Allah memberikan penjelasan lebih rinci bahwa yang diciptakan dari ‘tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam’ itu, adalah basyaran. Yaitu manusia sebelum al insaan. Atau, nenek moyang al insaan, yang memang sudah ada selama jutaan tahun sebelumnya.

Karena itu, ayat berikutnya memberikan penjelasan bahwa basyaran itu masih perlu disempurnakan lagi oleh Allah, agar menjadi al insaan. ‘Maka bila telah Kusempurnakan kejadiannya, dan telah Kutiupkan Ruh-Ku ke dalamnya, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud’. Dan para malaikat pun bersujud bersama-sama. Bukan kepada al basyar, melainkan kepada al insaan.

Jadi, adalah keliru kalau kita menafsiri ayat tersebut sebagai proses penciptaan Adam -manusia pertama- dari tanah liat. Itu adalah cerita tentang penciptaan al basyar secara kolektif, yang ‘ditumbuhkan’ oleh Allah dari tanah Bumi. Dan setelah disempurnakan kejadiannya - menjadi al insaan - barulah malaikat diperintahkan bersujud kepada salah satu dari al insaan itu, yaitu Adam.

Lantas, dari keturunan Adam inilah manusia modern berkembang biak. Sedangkan manusia-manusia lain selain keturunan Adam mengalami kepunahan. Maka manusia modern ini disebut sebagai ‘bani Adam’ alias keturunan Adam.

Ayat berikut ini menjelaskan bahwa para nabi yang disebut di dalam Al Qur’an itu adalah keturunan Adam. Sebagiannya lagi keturunan Nuh, keturunan Ibrahim, dan Imran. Jalur manusia modern adalah jalur keturunan Adam. Maka ia pun disebut sebagai bapaknya manusia.

QS. Maryam (19): 58
Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.

Malaikat yang semula ‘ragu-ragu’ untuk bersujud kepada Adam ternyata mau bersujud kepadanya ketika Allah menunjukkan bahwa kemampuan akal Adam di luar dugaan malaikat. Adam dengan mudahnya menguasai ilmu pengetahuan alam yang diajarkan Allah kepadanya.





QS. Al Baqarah (2): 31-34
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!"

Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"

Dan berkatalah Kami kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka, kecuali iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

2.2             Pendapat sebagian orang (Minoritas) bahwa Adam bukan manusia pertama
Dasar-dasar:

a. Firman 
Allah

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".(QS Baqarah :30)

Pemahaman “Khalifah” itu dipahami bukan “wakil” melainkan diartikan sebagai “pengganti” dasarnya : Dia-lah yang menjadikan kamu (pengganti-pengganti) khalifah-khalifah di muka bumi. (
QS Fathir:39)

Kemudian Kami jadikan  kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat.(QS Yunus: 14)


Dalam Kitab Al Mufrodat Alfadhil Quran bab huruf kha hal. 157:

“Dan yang dinamakan kholifah ialah ganti dari yang lainnya, sama juga yang diganti itu memang karena tidak hadir atau yang diganti itu karena mati atau yang diganti itu karena udzur,dll”
Atau di dalam tafsir ibnu Katsir (hal 104)
“Yakni suatu kaum yang akan menggantikan satu sama lain, kurun demi kurun dan generasi demi generasi”.

Tetapi tidak dapat dipahami bahwa yang “digantikan” itu adalah 
Allah, sebab :
Allah tidak berhalangan/udzur, tidak mati, dan bukannya tidak bisa melaksanakan,dll.
Jika Adam itu menggantikan 
Allah maka dia harus memiliki sifat2 yang menyerupaiAllah. Tidak mungkin sesuatu yang tidak sempurna menggantikan sesuatu yang sempurna.
Sedangkan “kholifah” dalam arti wakil, kata Ibnu Katsir, sudah pasti tidak bisa dipakai sebab manusia tidak layak sebagai wakil Allah, malah sebaliknya Allahlah sebagai khalifah atau wakil (penolong) dasarnya :

“Cukuplah 
Allah menjadi Wakil (Penolong) kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung”

Tidak ada satupun di alQuran maupun di Hadits Nabi yang mengatakan bahwa manusia merupakan Kholifatullah. 
Allah hanya menyebutkan “kholifah” saja.

Menurut Al Quran :
Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat yang sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezaliman, padahal rasul-rasul mereka telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka sekali-kali tidak hendak beriman. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa. Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat. (QS Yunus:13-14)



b. Firman 
Allah :
“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga `Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing)” (QS Ali Imran:33)

c. Firman 
Allah :
Sesungguhnya misal (penciptaan) `Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.(QS Ali Imran:59)

2.3             Pendapat lain tentang manusia pertama:

Alloh SWT berfirman dalam Al-Qur'an :

1.  Ya ayyuhannaasuttaquu Robbakumul ladzii kholaqokum min nafsin waahidatin wa
kholaqo minhaa zaujahaa wabats-tsa minhumaa rijaalan katsiiron wa nisaa-an
(Q.S.4, An-Nisa' :1).
Artinya : Wahai seluruh manusia, takutlah kamu semua kepada Tuhan mu yang menciptakan kamu semua dari DIRI YANG SATU(berjenis wanita) dan dari wanita yang satu itu Alloh menjadikan suaminya kemudian dari wanita dan laki-laki kedua-nya itu Alloh mengembangbiakan laki-laki dan perempuan yang banyak.

2. Huwalladzii Kholaqokum Min nafsin Waahidatin, wa ja'ala minha zaujaha liyaskuna ilaiha. (Q.S.7, Al-A'rof :189).
Artinya : Dialah yang telah menciptakan kamu dari DIRI YANG SATU(wanita) dan dari pada wanita itu dijadikannya suaminya.

3. Huwalladzii ansya-akum min nafsin waahidatin….. (Q.S.6, Al-An'am : 98).
Artinya : Dan Dialah yang menciptakan kamu dari DIRI YANG SATU (berjenis wanita).

4. Kholaqokum min nafsin waahidatin tsumma ja'ala minha zaujahaa
 (Q.S.39, Az Zumar :6).
 Artinya : Dia menciptakan kamu dari DIRI YANG SATU (wanita) kemudian dijadikan dari wanita yang satu itu suaminya.

Dalam ayat-ayat tersebut di atas ada kalimat “Nafsin Waahidatin" yang artinya "diri yang satu..". Waahidun artinya satu dan Waahidatun artinya juga satu.
Tetapi di ayat Qur'an itu dipilih oleh 
Alloh adalah kalimat (kata) Waahidatun yakni ada huruf " TA" marbuthoh-nya, yakni SEBAGAI TANDA WANITA.

Jadi ini menurut Al-Qur'an surat An Nisa', Surat Al-Arof, Surat Az-Zumar dan Surat Al-An'am bahwa MANUSIA PERTAMA ITU BERJENIS WANITA bukan laki-laki. Dan kalau begitu manusia pertama bukan lah Adam karena Adam itu seorang laki-laki. Tentang nama manusia pertama yang berjenis wanita ini tidak ada keterangan dalam Qur'an.

Jadi manusia pertama yang berjenis wanita itu hamil atas kuasa 
Allah (tanpa suami) lalu melahirkan seorang anak laki-laki yakni sebagai manusia kedua. Yang kemudian anak laki-laki tersebut setelah dewasa menjadi suami dari manusia pertama.
Perhatikan kalimat ," wakholaqo minha zaujaha "

Dalam ayat itu ada kata , " MINHA " artinya dari orang yang satu berjenis wanita. Seandainya manusia pertama itu laki-laki maka kalimatnya ialah " MINHU" tetapi di ayat-ayat itu memakai kalimat," MINHA" yang berarti wanita.

Kemudian kalimat " ZAUJAHAA" artinya Suami nya (wanita).

Terlihat jelas bahwa manusia pertama adalah wanita kemudian manusia ke dua adalah berjenis laki-laki. Kalau seandainya manusia pertama itu laki-laki maka kalimat nya dalam Qur'an bukanlah " Wakholaqo Minhaa Zaujahaa" tetapi berbunyi ," Wakholaqo Minhu Zaujahu ". Sebab "HU" itu dhomir laki-laki dan "HAA" itu dhomirnya wanita.
Dan dalam AL-QUR'AN tetap memakai " MINHA ZAUJAHAA".

Setelah tercipta manusia pertama berjenis wanita kemudian melahirkan seorang manusia berjenis laki-laki dan manusia kedua ini menjadi suami manusia pertama kemudian berkembanglah dari dua manusia itu laki-laki dan wanita yang banyak.

Manusia keturunan Adam

Allah berfirman,
“Kami telah menciptakan manusia dari saripati tanah liat. Kemudian Kami jadikan dia air mani yang tersimpan dalam tempat yang kukuh sekali. Kemudian Kami jadikan ‘alaqoh’ kemudian ‘alaqoh’ Kamu jadikan gumpalan (janin) dan gumpalan itu Kami jadikan tulang belulang dan tulang itu Kami bungkus dengan daging, kemudian Kami kembangkan menjadi makhluk lain lagi dan Kami tidak melalaikan ciptaan Kami”
(
QS Al Mukminun 12-14)

Perkataan Arab “Alaqah” mempunyai tiga arti. Arti pertama adalah “lintah”. Arti kedua adalah “barang yang mengambang” dan yang ketiga “segumpal darah”
Menurut penyelidikan Profesor Moore, ia adalah Profesor Emeritus dalam Anatomi dan Sell Biologi di Universitas Toronto Kanada, ahli ilmu biologi, ditemukan bahwa :

1. Lintah air tawar sama penampakannya dengan embrio dalam tingkat alaqah ini.
2. Arti kedua adalah “barang mengambang”, inilah yang dapat kita lihat ketika embrio selama fase alawah menempel pada uterus (rahim) ibu.
3. Arti ketiga adalah “gumpalan darah”, menurut penelitian Profesor tersebut, di dalam fase alawah ini terjadi proses internal pembentukan darah seperti dalam tabung tertutup.

Darah terperangkap dalam tabung2 tertutup membentuk menjadi gumapalan-gumapalan darah. Dan ketiga arti itu diwakili oleh satu kata saja yaitu “alaqoh” dan tiga makna itu bisa dipakai tanpa ada satupun arti “alaqoh” yang tertolak.

Allah berfirman :
Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya rohKu; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya".(QS As Shaad : 72).

Allah juga berfirman :
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya rohNya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.(QS As Sajdah :9).

2.4             Adam Bukan Manusia yang Pertama

Pernahkan terlintas sebelumnya, jika ada pendapat kita bisa jadi bukan keturunan Adam AS. Sabar jangan tercengang dulu. Dalam sejarah Yahudi disebutkan bahwa usia jenis manusia semenjak diciptakan hingga kini tidak lebih dari tujuh ribu tahun lamanya. Bahkan ada juga pendapat mengatakan bahwa Adam diciptakan setelah kepunahan tujuh generasi “manusia” sebelumnya.

Dalam sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW lahir di Mekkah pada hari senin, tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah, sebutan tahun ini saat Abrahah, Gubernur Ethiopia menyerang Mekkah dan berusaha menghancurkan Ka’bah dengan pasukan gajahnya. Saat ini bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi. Dengan demikian, maka jarak kelahiran Nabi Muhammad SAW dan Nabi Isa AS diperkirakan berjarak selama 571 tahun. Sedangkan jarak antara Nabi Isa dan Nabi Musa sekitar 1716 atau 1900 tahun. Antara Nabi Musa dan Nabi Ibrahim 545 tahun, dan antara Nabi Ibrahim dan Thufan sekitar 1080 tahun. Kemudian Thufan dan Nabi Adam AS, bapak manusia yang pertama, lebih kurang 2242 tahun.

Dengan bertelekan informasi diatas, maka jarak antara kelahiran Nabi Muhammad SAW dan Nabi Adam AS, menurut pendapat yang akurat dan terkenal dikalangan sejarawan adalah sekitar 6155 tahun. Jika kita tambahkan dengan tahun sekarang, maka akan ditemukan rumusan begini: 2013 – 571 = 1442. Masa antara Nabi Adam AS dan Nabi Muhammad SAW 6155 tahun. Maka masa Nabi Adam AS hingga sekarang ini adalah : 6155 + 1442 = 7597 tahun.

Berdasarkan hitungan tersebut, maka jelas usia ras turunan Adam masih jauh melampaui masa 1 juta tahun. Padahal, fosil manusia purba Megantropus Paleojavanicus diperkirakan hidup 2 juta sampai 1 juta tahun yang lalu. Megantropus Paleojavanicus hidup dimasa Paleolithikum yaitu zaman batu tua.

Jika benar penelitian para ahli purbakala ini, maka bisa dipastikan Megantropus Paleojavanicus yang pertama kali ditemukan oleh G.H.R Von Koenigswald pada tahun 1936 dan 1941 di Sangiran, ini jelas bukan berasal dari ras Bani Adam.

Berdasarkan tafsir Al-Qur’an dan riwayat-riwayat, tidak dapat keraguan bahwa seluruh manusia yang ada pada amsa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam, dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Namun, sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia yang disebut sebagai “Insan atau Nisnas”. Namun, tidak ada informasi yang akurat terkait dengan hal-hal detilnya, tipologi personal dan model kehidupan mereka.

Ada sebuah tafsir yang mengungkapkan bahwa mungkin saja tatkala penciptaan Adamjuga terdapat beberapa orang dari generasi sebelumnya sebagaimana sebagian ulama menyebutkan hal ini dalam menjelaskan pernikahan anak-anak Adam.

Syaikh Shaduq dalam kitab Al-Khisal, meriwayatkan dari Imam Baqir yang berkata “Allah SWT semenjak menciptakan bumi, menciptakan tujuh alam yang di dalamnya (kemudian punah) dimana tidak satupun dari alam-alam ini berasal dari generasi Adam, bapak manusia, dan Allah SWT senantiasa menciptakan mereka di muka bumi dan mengadakan generasi demi generasi dan alam demi alam muncul hingga akhirnya, menciptakan Adam dan keturunannya (manusia) berasal darinya.”

Syaikh Allamah Thabathabai berkata, “Dalam sejarah Yahudi disebutkan bahwa usia jenis manusia semenjak diciptakan hingga kini tidak lebih dari tujuh ribu tahun lamanya . Namun, para ilmuwan Geologi meyakini bahwa usia genus manusia lebih dari jutaan tahun lamanya. Mereka menyuguhkan sejumlah argumen dan fosil-fosil yang menyebutkan bahwa terdapat peninggalan manusia-manusia pada fosil-fosil tersebut. Di samping itu, mereka juga membeberkan dalil-dalil skeleton (tengkorak) yang telah membatu milik manusia-manusia purbakala yang usianya masing-masing dai fosil dan skeleton itu ditaksir, berdasarkan kriteria-kriteria ilmiah, kira-kira dari lima ratus ribu tahun. Demikianlah keyakinan mereka.

Namun dalil-dalil yang mereka suguhkan tidak memuaskan. Tidak ada dalil yang menetapkan bahwa fosil-fosil ini adalah badan yang telah membatu milik nenek moyang manusia-manusia hari ini. Demikian juga tidak ada dalil yang dapat menolak kemungkinan ini bahwa tengkorak-tengkorak yang telah membatu ini berhubungan dengan salah satu dari periode manusia-manusia yang hidup di muka bumi, karena boleh jadi demikian adanya, dan boleh jadi tidak. Artinya, periode kita manusia-manusia boleh jadi tidak bersambung dengan periode-periode fosil-fosil yang telah disebutkan, bahkan boleh jadi berhubungan dengan manusia-manusia yang hidup di muka bumi sebelum penciptaan Adam, bapak manusia kemudian punah. Demikan juga kemunculan manusia-manusia yang kepunahannya berulang, hingga setelah beberapa periode tibalah giliran generasi manusia masa kini”. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat manusia sebelum penciptaan Adam dan setelah manusia Adam diciptakan kemudian malaikat ditugaskan untuk sujud kepadanya.

Namun demikian, Al-Qur’an tidak menyebutkan secara tegas tentang proses kemunculan manusia di muka bumi. Apakah kemunculan jenis makhluk ini (manusia) di muka bumi terbatas hanya pada periode4 sekarang yang kita hidup di dalamnya, atau periode-periode yang banyak dan periode kita manusia-manusia sekarang ini merupakan perode terakhir? Jawabannya, hanya Allah SWT semata yang tahu.








BAB III
PENUTUP
2.5           Simpulan
Perbedaan yang paling mendasar antara al basyar - manusia purba - dengan al insaan -manusia modern - adalah pada kemampuan akalnya. Secara fisikal, itu diwakili oleh kualitas dan kapasitas otaknya.

Sebenarnya anda tidak perlu mendapatkan jawaban yang 'logis' dari ustaz-ustaz, cukup anda membaca hadits Rasulullah SAW berikut ini. Sebagai seorang muslim, tentunya anda bukan hanya beriman kepada kebenaran Al-Quran saja, bukan?

Dari Abi Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda tentang kondisi orang-orang pada hari kiamat yang berkata kepada Nabi Adam, "Wahai Nabi Adam, engkau adalah bapak manusia. Allah SWT telah menciptakanmu dengan tangan-Nya dan meniupkan dari ruh-Nya kepadamu dan memerintahkan malaikatnya untuk bersujud kepadamu." (HR Bukhari 3092, Muslim 287, Turmuzi 2358 dan Ahmad 9250)

Dari Ibnu Umar r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Manusia itu adalah anak nabi Adam dan Allah SWT menciptakan Adam dari tanah." (HR Tirmizy 3193).

Dari Abu Hurairah  berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Mereka semua adalah anak nabi Adam diciptakan dari tanah." (HR Tirmizi kitab Manaqib 3890).

Dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Kalian semua adalah anak nabi Adam dan Adam (diciptakan) dari tanah." (HR Abu Daud kitabul Adab 4452 dan Ahmad).

Hadits-hadits Nabi SAW yang shahih merupakan rujukan resi dan syah yang telah ditetapkan dalam Islam. Tidak beriman kepada hadits-hadits itu berarti sama saja dengan mengingkari kenabian Muhammad SAW. Dan itu berarti ingkar pula kepada agama Islam. Sebab sumber hadits nabi itu sebenarnya juga dari Allah SWT juga, hanya saja metode penyampaiannya melalui perkataan Nabi Muhammad SAW, di mana keredaksiannya memang diserahkan kepada beliau. Tapi level kebenaran dan validitasnya tidak kalah dengan Al-Qur'an. Al-Qur'an dan hadits adalah dua warisan abadi yang kita jadikan sumber rujukan dalam beragama.
Kalau hadits-hadits nabi SAW sudah menegaskan dengan jelas bahwa nabi Adam memang benar-benar manusia pertama di muka bumi, alasan apalagi yang masih akan dikemukakan? Apakah kita masih saja ingin menolaknya dengan menggunakan asumsi-asumsi sederhana produk manusia yang kufur itu? Apakah kita akan mau menentang kebenaran hadits Bukhari itu? Nauzu bilahi min zalik.
2.6           Saran
Ada perbedaan dalam menterjemahkan Kitab Al Qur'an Surat An Nisaa ayat 1, Al A'raf ayat 189, Al An'am ayat 98 dan Az Zumar ayat 6, antara penulis artikel diatas dengan terjemahan yang saya lihat dalam situs Al Islam http://quran.al-islam.com/.
Yang perlu saya tekankan dalam masalah ini adalah perbedaan faham adalah hal yang wajar. Bagaimana sikap kita ? Bagaimana sikap dan pandangan kita terhadap perbedaan faham di kalangan ummat Islam. Perpecahan ukhuwah Islamiah bukan karena adanya perbedaan pendapat atau faham di kalangan ummat Islam, akan tetapi karena hawa nafsu menunggangi perbedaan fahamnya. Sehingga timbul perbuatan mencaci-maki, cela-mencela, fitnah-memfitnah dan malahan ada yang sampai kafir-mengkafirkan sesama muslim yang akhirnya ummat Islam menjadi lemah dan hilang kekuatannya.
2.4       Daftar Pustaka

http://dtalupita.wordpress.com/2007/11/09/nabi-adam-as-vs-manusia-purba)